Social Icons

Pages

Selasa, 28 April 2015

Detektor Optik (Photodetector)

Detektor optik sebagai salah satu komponen sistem optoelektronika digunakan untuk menagkap sinyal intensitas yang dikirim sumber cahaya lewat media transmisi. Detektor berfungsi mentranformasi besaran intensitas cahaya menjadi besaran yang lain, seperti besaran listrik. Bedasarkan pada penyebab perubahan besaran intensitas cahaya menjadi besaran listrik, maka detector dibagi menjadi dua, yaitu :
a.       Piranti Termal (detektor termal)
b.      Piranti Photon (detektor photon)
Pada piranti termal, absorsi cahaya oleh bagian dari piranti yang sensitive terhadap cahaya (photosensitif) meningkatkan temperatur (konduktivitas listrik). keluaran detector termal sebanding dengan jumlah energi yang diserap per-satuan waktu oleh detector. Proses absorpsi pada detektor photon, menyebabkan secara langsung pada paramenter kuantum (emisi photo-listrik elektron dari permukaan). Keluaran detektor ditunjukkan oleh laju absorpsi quonta cahaya dan bukan pada energinya. Beberapa perbedaan sifat detektor termal dan detektor photon ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel perbandingan paramenter detektor temal dan dekektor photon
No
Paramenter
Detektor Termal
Detektor Photon
1
Frekuensi Response
Rendah
Tinggi
2
Spektal Responsi
Lebar (konstan)
Terbatas
3
Sensivitas
Rendah
Tinggi
4
Temperatur
Operasional
Kamar
Cryogonik
5
Harga
Ekonomis
Mahal
     
Detektor termal merupakan jenis detektor yang paling tua untuk penginderaan (sensing) radiasi. Pertama kali dibuat oleh Sir William Herschel, ketika menggunakan thermometer untk mengukur radiasi inframerah dengan menggunakan prisma pada tahun 1800. Pada waktu yang sama Seoback (1825) menemukan termokopel, dan Noblll (1829) membuat termoplle dari sederetan termokopel.
Model detektor termal secara umum. Radiasi diserap oleh elemen sensing dengan kapasitas panas H, dan dihubungkan dengan heat sink (Ts = konstan) melalui heat conducting link berkonduktansi termal G. Bila laju absorpsi panas (heat) W, maka jumlah panas yang diserap selama interval waktu dt adalah Wdt.
Detektor termal dapat dibagi menjadi 3 tipe, yakni :

1.      Detektor termal berdasarkan pada pergeseran mekanik, seperti
  Cairan dalam thermometer glas
  Bimental strip
  Radiometer Croohe’s
  Golay Cell

2.      Detektor elektrik, contohnya
  Bolometer
  Termokopel (thermopile)
  Pyroelektrik
3.      Detektor jenis lainnya, seperti
  Evapografi
  Persyaratan yang harus dimiliki oleh detektor optik :
1.      Mempunyai sensitivitas tinggi pada daerah operasi panjang gelombang
2.      Responnya cepat (dalam ns)
3.      Derau yang dihasilkan kecil.
4.      Tersedia cukup bandwidth untuk menyalurkan bit rate data yang diterima.
5.      Tidak sensitif terhadap perubahan suhu.
6.      Secara fisik kompatibel dengan dimensi kabel.
7.      Mempunyai waktu operasi yang lama.
8.      Ukurannya kecil

            Bagian penting dari suatu aplikasi sinar mengenai instrumentasi adalah bagaimana mengukur atau mendeteksi radiasi. Ada beberapa tipe-tipe photodetektor dengan penjelasan mengenai operasi dan cara kerjanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates