Diode pancaran
cahaya (bahasa
Inggris: light-emitting
diode ; LED )
adalah suatu semikonduktor yang
memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gejala
ini termasuk bentuk elektroluminesensi. Warna
yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga ultraviolet
dekat atau inframerah
dekat.
Teknologi LED
1. Fungsi fisikal
Sebuah LED adalah
sejenis diode semikonduktor istimewa.
Seperti sebuah diode normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor
yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidak murnian untuk menciptakan sebuah
struktur yang disebut p-n junction.
Pembawa-muatan - elektron dan lubang mengalir
ke junction dari elektrode dengan voltase berbeda.
Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang
lebih rendah, dan melepas energi dalam
bentuk photon.
2. Emisi Cahaya
Panjang gelombang dari
cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih
pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah diode normal,
biasanya terbuat dari silikon atau germanium,
memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk
sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak,
dan ultraungu dekat.
3.
Polarisasi
Tak seperti lampu pijar dan neon, LED
mempunyai kecenderungan polarisasi. Chip
LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n)
dan hanya akan menyala bila diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat
dari bahan semikonduktor yang hanya akan mengizinkan arus listrik mengalir ke
satu arah dan tidak ke arah sebaliknya. Bila LED diberikan arus terbalik, hanya
akan ada sedikit arus yang melewati chip LED. Ini menyebabkan chip LED tidak
akan mengeluarkan emisi cahaya.
Chip LED pada umumnya
mempunyai tegangan
rusak yang
relatif rendah. Bila diberikan tegangan beberapa volt ke arah terbalik,
biasanya sifat isolator searah LED akan jebol menyebabkan arus dapat mengalir ke
arah sebaliknya
4.
Tegangan Maju
Karakteristik chip LED pada umumnya
adalah sama dengan karakteristik diode yang hanya memerlukan tegangan tertentu
untuk dapat beroperasi. Namun bila diberikan tegangan yang terlalu besar, LED
akan rusak walaupun tegangan yang diberikan adalah tegangan maju.
Tegangan yang diperlukan sebuah diode
untuk dapat beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
5. Sirkuit Led
Sirkuit LED dapat didesain dengan cara
menyusun LED dalam posisi seri maupun paralel. Bila disusun
secara seri, maka yang perlu diperhatikan adalah jumlah tegangan yang
diperlukan seluruh LED dalam rangkaian tadi. Namun bila LED diletakkan dalam
keadaan paralel, maka yang perlu diperhatikan menjadi jumlah arus yang
diperlukan seluruh LED dalam rangkaian ini. Menyusun LED dalam rangkaian seri akan
lebih sulit jika warna LED berbeda-beda, karena tiap warna LED yang berlainan
mempunyai tegangan maju (Vf) yang berbeda. Perbedaan ini akan menyebabkan bila
jumlah tegangan yang diberikan olehsumber daya listrik tidak cukup untuk membangkitkan chip
LED, maka beberapa LED akan tidak menyala. Sebaliknya, bila tegangan yang
diberikan terlalu besar akan berakibat kerusakan pada LED yang mempunyai
tegangan maju relatif rendah. Pada umumnya, LED yang disusun secara
seri harus mempunyai tegangan maju yang sama atau paling tidak tak berbeda jauh
supaya rangkaian LED ini dapat bekerja secara baik. Jika LED digunakan untuk
indikator pada voltase lebih tinggi dari operasinya dirangkai seri dengan
resistor untuk menyesuaikan arus agar tidak melampaui arus maksimum LED, kalau
arus maksimum terlampau LED jadi rusak.
6. Substrat Led
Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dan
merah dibuat dengan gallium arsenide.
Perkembagan dalam ilmu material telah memungkinkan produksi
alat dengan panjang gelombang yang lebih pendek,
menghasilkan cahaya dengan warna bervariasi.
LED konvensional terbuat dari
mineral inorganik yang bervariasi, menghasilkan warna sebagai berikut:
·
aluminium
gallium arsenide (AlGaAs) - merah dan inframerah
·
gallium
aluminium phosphide - hijau
·
gallium
arsenide/phosphide (GaAsP) - merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
·
gallium nitride (GaN)
- hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
·
gallium
phosphide (GaP) - merah, kuning, dan hijau
·
indium gallium
nitride (InGaN) - hijau kebiruan dan biru
·
indium
gallium aluminium phosphide - oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
·
silicon carbide (SiC)
- biru
·
diamond (C) -
ultraviolet
·
silicon (Si)
- biru (dalam pengembangan)
·
sapphire (Al2O3)
- biru
7. LED biru dan putih
LED
biru pertama yang
dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium nitrida yang
ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang. LED ini kemudian populer di penghujung tahun
90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada
sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini
mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium nitrida (GaN) dengan fosfor kuning.
Karena warna kuning merangsang penerima warna merah dan hijau di mata manusia,
kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat akan
memberikan kesan warna putih bagi mata manusia.
LED
putih juga dapat
dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di substrat ultraviolet dekat yang lebih kurang sama dengan cara
kerja lampu fluoresen.
Metode terbaru untuk menciptakan cahaya
putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan fosfor sama sekali melainkan
menggunakan substrat seng
selenida yang dapat
memancarkan cahaya biru dari area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar