Pesawat sinar-X adalah pesawat yang dipakai untuk memproduksi sinar-X.
Pesawat ini terdiri atas tabung sinar-X dan variasi rangkaian elektronik yang
saling terpisah. Sinar-X dibangkitkan dengan jalan menembaki target logam
dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum. Elektron sebagai proyektil
dihasilkan dari pemanasan filamen yang juga berfungsi sebagai katoda. Filamen
ini dipasang pada bidang cekung untuk memfokuskan elektron menuju daerah sempit
pada target (anoda).
Pada saat arus listrik dari sumber tegangan tinggi dihidupkan, filamen
katoda akan mengalami pemanasan sehingga kelihatan berwarna putih. Dalam
kondisi ini, katoda akan memancarkan elektron (sinar katoda). Elektron selanjutnya
ditarik dan dipercepat gerakannya hingga mencapai ribuan km/s melalui ruang
hampa menggunakan tegangan listrik berorde 102 – 106 Volt. Elektron yang
bergerak sangat cepat itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom
tinggi dan bersuhu leleh juga tinggi. Ketika elektron berenergi tinggi itu
menabrak target logam, maka sinar-X akan terpancar dari permukaan logam
tersebut.
Roentgen telah merencanakan untuk melanjutkan penelitiannya mengenai
sinar-X dengan tegangan tabung yang lebih tinggi. Banyak kendala dihadapi
Roentgen, misalnya tabung sinar-X bocor setelah tegangannya mencapai nilai
tertentu. Penyempurnaan tabung sinar-X mula-mula muncul dengan diperkenalkannya
katoda jenis filamen yang dapat memfokuskan berkas elektron menuju target logam
berat. Tabung jenis ini dapat membangkitkan sinar-X dengan gelombang lebih
pendek atau energi yang lebih tinggi. Namun, operasi tabung jenis baru itu
tidak menentu karena sinar-X yang dibangkitkannya sangat bergantung pada
tekanan gas di dalam tabung.
Penyempurnaan berikutnya dilakukan pada 1913 oleh fisikawan Amerika William
David Coolidge (1873-1975). Tabung Coolidge sangat vakum dan di dalamnya
terdapat filamen yang dibuat dari kawat pijar dan target. Tabung Coolidge pada
prinsipnya merupakan tabung vakum termionik dengan katodanya memancarkan
elektron secara langsung karena mengalami pemanasan oleh aliran listrik yang
teratur. Elektron yang dipancarkan dari filamen panas dipercepat menuju ke arah
anoda dengan menggunakan tegangan tinggi yang dipasang di sepanjang tabung.
Karena elektron menabrak anoda dengan kuatnya, maka dari anoda itu terpancar
sinar-X. Jika tegangan anoda dinaikkan, semakin tinggi pula kecepatan gerak
elektron menuju anoda, sehingga energi sinar-X yang dipancarkannya juga semakin
tinggi.
Meskipun efisiensi diusahakan setinggi mungkin, pada umumnya kurang dari 1%
energi elektron yang dapat diubah menjadi sinar-X, sedang sisanya muncul
sebagai panas. Oleh karena itu, target harus dibuat dari bahan yang memiliki
titik leleh sangat tinggi dan harus mampu mengalirkan panas yang timbul. Bagian
anoda pesawat sinar-X biasanya memiliki radiator bersirip di bagian luar tabung
untuk membantu proses pendinginan target. Pesawat sinar-X yang dioperasikan
pada tegangan sangat tinggi, anodanya memiliki lubang pendinginan untuk
mengalirkan minyak atau air ke dalamnya.
Sebagian besar tabung sinar-X yang beroperasi dewasa ini menggunakan model
tabung Coolidge yang dimodifikasi. Tabung yang lebih besar dan lebih kuat
memiliki sistem pendingin air pada anti katodanya untuk mencegah pelelehan
akibat panas yang timbul dari penembakan elektron. Bersamaan dengan
berkembangnya pengoperasian pesawat sinar-X, tumbuh pula industri pesawat
pembangkit sinar-X beserta peralatan, perlengkapan, dan suku cadangnya.
Untuk mendapatkan sinar-X dengan energi yang sangat tinggi, para ilmuwan
telah membangun mesin pembangkit sinar-X yang sangat kuat. Salah satu di
antaranya adalah mesin pembangkit yang diberi nama betatron. Sebagian besar
betatron dapat menghasilkan elektron berenergi kira-kira 20 MeV sehingga dapat
dipancarkan sinar-X berenergi sangat tinggi,. Mesin pembangkit sinar-X energi
tinggi yang lainnya adalah jenis akselerator linier (LINAC). Alat ini dapat
dipakai untuk mempercepat partikel hingga berenergi di atas 1 BeV.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar