Modulator optik berfungsi memodulasi cahaya dengan
cara mengubah-ubah amplitude, frikuensi, fasa, atau intensitas cahaya sehingga
mampu membawa sinyal info. Berdasarkan tempat terjadinya modulasi, ada 2 macam
modulasi optik, sehingga dengan sendirinya ada 2 macam modulator, yaitu
modulator internal (internal modulator) dan modulator eksternal (external
modulator). Modulator internal memodulasi cahaya di dalam perangkat sumber
cahayanya, sedangkan modulator eksternal memodulasi cahaya di luar perangkat
sumber cahayanya. Berdasarkan interaksi antara sinyal masukan dengan media
interaksi optik, maka terdapat tiga jenis modulator ekstern yaitu
elektro-optik, magneto-optik, dan akusto-optik. Tetapi di dalam Tugas Akhir ini
dibatasi hanya menggunakan modulator elektro-optik tepatnya interferometer Mach
Zehnder sebagai pemodulasi cahaya.
Modulator Internal (Sumber Cahaya)
Ada dua sumber cahaya yang dikenal dalam komunikasi optik: Light
Emitting Diode (LED) dan Illuminating Laser Diode (ILD) yang lebih sering
disebut laser. Perbandingan karakteristik LED
dan LASER:
a. Light Emitting Diode (LED):
1.
Daya
optik keluaran rendah.
2.
Penguatan cahaya tidak ada.
3.
Stabil
terhadap suhu.
4.
Disipasi
panas kecil.
5.
Arus
pacu kecil.
6.
Lifetime
lebih sedikit.
7.
Tidak
compatible dengan fiber optik single mode sehingga tidak cocok untuk komunikasi jarak jauh
(long haul).
b. Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation (LASER):
1. Daya optik keluaran besar.
2. Terdapat penguatan cahaya.
3. Kurang stabil terhadap suhu.
4. Disipasi panas besar.
5. Arus pacu besar.
6. Lifetime lebih lama.
7. Kompatible dengan
fiber optik jenis single mode sehingga sangat cocok digunakan untuk komunikasi
jarak jauh. Dari perbandingan karakteristik di atas, maka diperoleh bahwa LASER
mempunyai kriteria yang lebih baik dan lebih cocok untuk sistem yang digunakan
daripada LED sebagai sumber cahaya.
Modulator
Eksternal
Modulator
eksternal yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah elektro-optik yang
memanfaatkan interaksi sinyal elektrik dengan media interaksi. Interaksi yang
terjadi pada elektro-optik ini adalah terjadinya perubahan indek bias media
interaksi akibat pengaruh medan elektrik yang diberikan kepada media interaksi
tersebut. Jika medan elektrik diberikan kepada media interaksi optik maka
distribusi elektron pada media interaksi akan terdistorsi dan terpolarisasi
sehingga menyebabkan indeks bias media interaksi berubah secara isotropik
sehingga akan mengubah karakteristik pandu gelombang optik atau karakteristik
media interaksi. Dengan berubahnya karakteristik tersebut maka mode perambatan
berkas akan berubah baik berupa perubahan fasa ataupun panjang gelombang.
Pengaruh medan elektrik pada perubahan indeks bias media interaksi menghasilkan
dua macam interaksi elektro-optik yaitu : Efek Pockels yang merupakan efek
linier elektro-optik pada media interaksi zat padat. Efek Kerr yang merupakan
efek kuadrat elektro-optik pada media interaksi yang umumnya berupa zat cair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar